-->

SEBAIK-BAIK MU'MIN

advertise here

عَنْ عُثْمَانَ رَضِي اللَّه عَنْه عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:" خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ"ه

(صحيح البخاري)

Artinya :
Dari Utsman RA. dari Nabi SAW bersabda : "Sebaik-baik kamu adalah yang mempelajari Al-qur'an dan mengajarkannya". (dari kitab sahih bukhari).
Al-Qur'an adalah kitab pedoman ummat muslim sudah selayaknyalah bagi kita ummat muslim faham dengan makna yang terkandung di dalam al-qur'an tidak hanya sekedar di bacakan (tilawah kan) namun juga dituntut untuk di pahami dan kemudian di amalkan, baru kemudian di ajarkan kepada orang-rang terdekat kita. Allah dan Rasul-Nya tidak hanya menuntut kita merasa cukup dan berhenti pada qiraa'ah saja (قِرَاءَةٌ) atau tadarrus (تَدَرُّسٌ) saja, namun sampai pada tingkat mengajarkan (تَعْلِيْمٌ). ada 2 kata kunci yang terdapat pada hadits diatas pertama adalah تَعَلَّمَ dan عَلَّمَ ini adalah 2 kata yang  memiliki akar bahasa yang sama yaitu "علم" namun memiliki arti yang berbeda, yang satu artinya mengilmui dan yang satu artinya mengilmukan, mari kita bahas satu persatu kedua istilah tersebut.
  1. تَعَلَّمَ --> artinya mengilmui atau mempelajari, kata ini lebih bersifat untuk kebaikan diri sendiri. pada tahap ini seorang mu'min belum di tuntut selain benar-benar memahami ilmu Al-qur'an sebaik-baiknya walau hanya 1 ayat, Al-qur'an di turunkan dengan bahasa Arab kepada ummat muslim dengan demikian banyak yang harus di pelajari mulai dari cara membacanya sampai pada cara memahami makna bahasa nya melaui literatur-literatur arab itu sendiri. Artikulasi dan cara pengucapan bahasa arab untuk membaca Al-qur'an disebut مخارج الحروف , makharijul huruuf ini dimasukakn dalam ilu khusus yaitu ILMU TAJWID cara yang benar dalam mebaca Al-qur'an, di karenakan al-qur'an bukanlah perkataan manusia seperti Muhaammad SAW melainkan wahyu Allah SWT. maka cara membacanya pun  dibedakan dari pada perkataan orang arab biasanya, inilah yang membedakan cara melafalkan al-qur'an dengan cara kalam  bahasa arab biasa. Juga saat sekarang ini banyak musabaqoh al-qur'an yang menandakan banyaknya ijtihad yang dilakukan utuk tetap menghidupkan al-qur'an ditengah tengah kehidupan kaum muslimin  seperti syarhil qur'an, tllawatil qur'an, hafalan ayat-ayat qur'an dan surat-surat pendek. Kemudian dalam tahap mempelajari literatur qur'an yang yang disebut ILMU SHARF DAN NAHWU, Juga harus di pelajari bagi para hafiz qur'an mengetahu aturan nah dan sharf dapat menjadi keuntungan tersendiri, dengan memahami kedua sang tahfiz dapat mengingat kembali bagaimana seharusnya bacaan yang harus di hafal nya, kedua ilmu ini menjadi trigger yang sanga membantu dalam tahfiz. Sharf mengulas tentang bagaimana satu kata dalam bahasa arab dapat bertransformasi dari satu bentuk kata ke bentuk yang lainnya, misalnya saja bagaimana kata علم menjadi عَالِمٌ kemudian menjadi kemudian menjadi تَعَلَّمَ kemudian menjadi عَلَّمَ, inilah ruang lingkup ilmu sharf bagaimana memahami perubahan bentuk kata secara beraturan. sedang Nahwu mengulas tentang bagaimana bunyi atau baris akhir dari satu kata atau kalimat, misalnya saja bagaimana kata Allah pada kalimat  فِي اللهِ bisa menjadi berbaris bawah atau kasrah kemudian berubah menjadi berbaris atas atau fathah pada kalimat أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلََهَ إِلاَّ اللهَ itu semua termasuk dalam pembahasan ILMU NAHWU.
  2. عَلَّمَ --> artinya mengilmukan atau mengajarkan ilmu dalam hal ini tentu saja ilmu al-qur'an, pada tingkatan ini, tentu saja orang yang mengajarkan haruslah sudah memahami ilmunya, bukan hanya secara otodidak, karena hadist nabi yang tersebut diatas itu sendiri adalah satu gandeng dengan kata تَعَلَّمَ, artinya tanpa memahami ilmu tidak mungkin seorang pengajar melangkahi fase belajarnya, akan tidak relevan alqur'an atau ilmu islam yang di ajarkannya jika dia melolpati fase تَعَلَّمَ, dengan kata lain bahwa seorang pengajar atau guru naik satu singkat ke tingkat berikut, ini lah di katakan nabi "sebaik-baik kamu", dalam Alqur'an surat Ar-Rahman (55): Ayat: 1-2, Allah berfirman :

    Yang Maha Pengasi [1] Yang mengajarkan Al-Qur'an [2].
  3. Dari ayat diatas jelas di katakan bahwa seorang mukmin tidak dituntut hanya sampai kepada tahap paham dan yakin untuk dirinya sendiri saja, disnilah nilah-nilai kesilaman (keselamatan) mulai di munculkan, yaitu, pada tahap awal adalah penyelamatan (pengislaman) dari tidak mengerti Al-Qur'an menjadi mengerti al-qur'an, disinilah makna mengajarkan lebih identik dengan makna islam yang artinya keselamatan, ada ada unsur penyelamatan dengan cara mengajarkan atau meng-عَلَّمَ al-qur'an kepada yang belum memahaminya, tentu saja pada tingkatan anak-anak yang belum mampu membaca redaksi dan teks arab al-qur'an pengajaran itu terkait dengan cara membaca dan melafalkannya sampai anak tersebut menjadi mahir dan tidak lagi terbata-bata membacanya, sedangkan pada tingkat تَحْفِيْظٌ (menjaga), bukan hanya yang di jaga adalah teksnya namun juga kontekstual ayat, isi kandungan ayat, agar menjadi hidup dan kehidupan yang mewarnai semua aspek kehidupan seorang muslim, ini lah yang disebut sebagai muslim yang sejati/ atau sebaik baik mukmin (orang yang meyakini Allah dan Islam). Tentu saja pada tatanan mengajarkan tidak boleh menyampaikan apa-apa yang tidak mencerminkan prilaku sang pemberi pengajaran ini akan menjadi pelanggaran kode etik dan mencerminkan moralitas yang buruk seorang pengajar, Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat : 61 (Shaff): ayat: 3 :
    كَبُرَ مَقْتًا عِندَ اللَّهِ أَن تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
    Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan
    ,

Adab Memahami Ilmu

ustaz abdul somad mengatakan dalam bukunya yang "37 Masalah populer" bahwa memcabaca al-qur'an bersama-sama lebih danjurkan daripada membacanya sendiri tanpa teman, dalam sebuah hadist dikatankan nabi SAW bersabda

Advertisement
BERIKAN KOMENTAR ()
 
-->