-->

IBU MU, IBU MU, IBU MU LALU AYAH MU

advertise here


وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
"Dan, Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengadungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia 2 tahun. Bersyukurlah kepada Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. (Luqman:14) "
(Hadist marfu' ) suatu hari ada orang yang bertanya kepada Rasul,"Ya rasulullah kepada siapa aku harus memberikan pembaktian?, Rasulullah menjawab, 'Ibumu!' kemudian ia bertanya kembali, masih dijawab, 'ibumu!' ditanya sekali lagi, masih dijawab 'ibumu!' di tanya sekali lagi masih di jawab 'ibumu' ditanya kali ke empat barulah kemudian rasul menjawab ,'kemudian ayahmu!'." begini bunyi hadist nya

حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ الْمَرْوَزِيُّ ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ ، أَخْبَرَنِي بَهْزُ بْنُ حَكِيمٍ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ جَدِّهِ ، قَالَ : قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، مَنْ أَبَرُّ ؟ قَالَ : " أُمُّكَ " ، قَالَ : قُلْتُ : ثُمَّ مَنْ ؟ قَالَ : " ثُمَّ أُمُّكَ " ، قُلْتُ : ثُمَّ مَنْ ؟ قَالَ : " ثُمَّ أُمُّكَ " ، قُلْتُ : ثُمَّ مَنْ ؟ قَالَ : " ثُمَّ أَبُوكَ ، ثُمَّ الأَقْرَبُ ، فَالأَقْرَبُ " ه

Pada artikel sebelumnya kita sudah berbicara mengenai perempuan, sedang kan ibu adalah orang tua sekaligus perempuan yang begitu di muliakan oleh Allah dan Islam, ini terlihat jelas dari redaksi hadist dan ayat qur'an surat luqman di atas begitu memuliakannya islam terhadap sosok perempuan yang akan menjadi ibu bagi anak-anak kelaknya sehingga di perintahkan khusus kepada siapa saja yang sudah merasakan dikandung di susui selama 2 tahun untuk berbakti dan berbuat baik kepadanya. Bahkan Rasulullah melalui hadist di atas menyeru untuk ummat agar memuliakan sosok ibu lebih banyak dari pada sosok ayah, bukan karena ibu adalah makhluk yang kuat fisik dalam peperangan namun karena berjasa telah membantu melalui semua ummat manusia pada 3 masa kegelapan sebelum kelahiran. 
Salah satu kejadin yang sering di ceritakan tentang pentingnya pembaktian kepada orang tua terutama ibu adalah kisah Al-Qomah sang ahli ibadah tidak pernah alfa untuk melakukan puasa sunnah dan juga jujur namun suatu hari alqomah sakit keras, lantas istri alqomah langsung mengutus orang untuk menghadap Rasulullah SAW dan memberi kabar kepada beliau tentang keadaan Alqomah yang sedang sakit keras. Maka dengan segera Rasulullah pun mengutus Ammar bin Yasir, Shuhaib Ar-Rumi dan Bilal bin Rabah untuk melihat keadaan Alqomah, beliau berkata kepada utusannya ; "Pergilah ke rumah Alqamah dan talqinlah untuk mengucapkan La Ilaha Illallah" namun ternyata lidah Alqomah di ujung keadaan sekaratnya kelu dan tidak bisa mengucapkan La Ilaha Illallah. Melihat kejadian ini para utusan langsung segera melapor dan mengadu kepada Rasul tentang apa yang baru saja mereka lihat. Maka Rasulullah pun bertanya "Apakah ia masih mempunyai kedua  orang tuanya"? ada yang menjawab ada ya Rasullullah, dia memiliki ibu yang sudah sangat tua renta.
Maka Rasulullah mengirim utusan untuk menemuinya dan berbicara seputar kondisi anaknya Al-Qomah, dan bertitip pesan kepada para utusannya 
"katakan kepada ibunya Al-Qomah, jika dia masih mampu untuk berjalan menemui Rasulullah maka datanglah!, namun kalau tidak, maka biarlah Rasulullah yang datang menemuimu". 
Begitu bunyi pesan rasul untuk ibu Al-qomah. Tatkala utusan rasul sudah sampai di tempat kediaman ibunya Al-Qomah kemudian menjelaskan bagaimana kondisi anak nya saat ini, dan bagaimana bunyi pesan Rasulullah kepadanya. lalu kemudian ibunya Al-Qomah berkata, 
"saya lah yang lebih berhak untuk hadir mengahadap Rasulullah".
Maka dengan tertatih-tatih karena rentanya ibunya Al-Qomah menghadap Rasulullah. Sesampainya di rumah Rasulullah, seraya mengucapkan salam dan Rasulullah pun menjawab salamnya kemudian rasul pun bertanya kepada ibunda nya Al-Qomah, 
"wahai ibu dari al-qomah, jawablah pertanyaan ku dengan jujur sebab jika engkau berbohong, maka akan datang wahyu dari Allah yang akan memberitahukan kepadaku, bagaimana sebenarnya keadaan putramu Al-Qomah!?".
Ibunda Al-Qomah menjawab, 
"Wahai Rasulullah, Dia rajin mengerjakan shalat, banyak puasa dan senang bersedekah."
Lalu Rasulullah bertanya kembali,
"bagaimana perasaan mu kepadanya?"
Dia menjawab,
 "Saya marah kepadanya wahai Rasulullah"
Rasulullah pun bertanya kembali,
"Mengapa engkau marah wahai ibu Al-Qomah?"
Kemudian ibunda Al-Qomah pun menjawab,
"dia lebih mengutamakan istrinya di bandingkan saya dan dia pun durhaka kepadaku."
Maka Rasulullah pun bersabda,
"Sesungguhnya kemarahan sang ibu telah menghalangi lidah Al-Qomah sehingga tidak bisa mengucapkan kalimat syahadat".
kemudian beliau berkata kepada Bilal
"Wahai Bilal Pergilah dan kumpulkan kayu bakar yang banyak !".
Si ibu mulai khawatir dan kemudian berkata,
"Wahai Rasulullah apa yang hendak engkau perbuat?"
Beliau menjawab,
"Saya hendak membekarnya dihadapanmu,"
lantas ibunda nya Al-Qomah berkata
"Wahai Rasulullah saya akan tidak tahan jika engkau membakarnya dihadapan saya".
Maka Rasulullah pun berkata,
"wahai ibu al-qomah, sesungguhnya adzab Allah sangat pedih dan lebih menyakitkan, kalau kau ingin agar Allah mengampuninya, maka relakanlah anakmu Al-Qomah" Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, shalat, sedekah dan puasanya tidak akan memberi manfaat sedikit pun selagi engkau masih marah kepadanya."
Maka ibu Al-Qomah pun berkata
"ya Rasulullah, Allah menjadi saksi, beserta malaikat dan semua kaum muslimin yang berhadir saat ini, bahwa saya telah ridha melepasnya dan telah memaafkan semua kesalahan-kesalahannya".
Kemudian Rasulullah pun berkata kepada Bilal,
"ya Bilal, pergilah ketempat Al-Qomah lihatlah apakah dia sudah bisa mengucapkan kalimat syahadat atau belum barangkali ibu al-qomah mengucapkan sesuatu yang bukan berasal dari dalam hatinya, barangkali dia hanya malu di hadapanku".
Maka, Bilal pun berangkat, sesampai nya di rumah Al-Qomah dia pun mendengar Al-Qmah mengucapkan "Laa illa illa llaah", dengan kejadian itu maka bilal pun berkata,
"wahai sekalian manusia, sesungguhnya kemarahan ibu Al-Qomah telah menghalangi lisannya sehingga tidak bisa mengucapkan kalimat syahadat."
Kemudian Al-Qomah pun meninggal saat itu juga. 
kemudian Rasulllah mengetahuinya dan memerintahkan untuk memandikannya lalu mengkafaninya , kemudian beliau menshalatkan dan menguburkannya.
Seusai menyelesaikan fardhu kifayah bagi Al-Qomah Rasulullah pun berkhutbah dan bersabda:
"Lalu, di dekat kuburan itu beliau bersabda, “Wahai sekalian kaum Muhajirin dan Anshar, barangsiapa yang melebihkan istrinya daripada ibunya, dia akan mendapatkan laknat dari Allah, para malaikat dan sekalian manusia. Allah tidak akan menerima amalannya sedikitpun kecuali kalau dia mau bertobat dan berbuat baik pada ibunya serta meminta ridhanya, karena ridha Allah tergantung pada ridhanya dan kemarahan Allaoh tergantung pada kemarahannya.”
Dalam ajaran islam tidak membenar menghardik orang tua bahkan untuk berkata "ah (karena ke enggenan )" atau "cikh" saja karena berat untuk melakukan kebaikan yang di serukan ibunya maka kita Allah menistakan mu'min-mu'min yang berlaku demikian. tidak mengikuti seruan yang salah dari seorang ibu itu dibanarkan oleh agama namun jika menolaknya dengan cara tanpa memuliakannya maka itu pun juga di nistakan oleh Allah SWT. Seperti hal nya paman Rasul yang termasuk orang-orang pertama yang masuk Islam yaitu "Sa'ad bin Abi Waqqash" begitu menyayangi ibunya namun begitu setia dengan Islam ketika datang ancaman mogok makan dari sang ibu maka Sa'ad bin Abi Waqqash tetap berpegang teguh kepada keimanannya tanpa menentang ibunya dengan membentak atau menghardiknya, saad ber sa'ad tetap menghormatinya dan tetap meminta ibunya dengan lembut dengan penuh cinta agar ibunya berhenti untuk menyakiti dirinya sendiri, karena hati sakit melihat ibunya melakukan itu, dengan kelemah lembutan dan keteguhan pendiriannya hati ibu sa'ad pun luluh. dan merelakan sa'ad dengan pilihannya.
Dengan adanya kejadian saad ini Allah menurunka wahyunya yang berbunyi

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ 
Advertisement
BERIKAN KOMENTAR ()
 
-->